Kupas Tuntas Batik Shibori: Pengertian, Perbedaan dengan Jumputan, dan Cara Mudah Membuatnya

Pernahkah Anda mendengar istilah shibori? Teknik pewarnaan kain yang sedang tren ini berasal dari Jepang dan sering disebut sebagai batik shibori di Indonesia. Meskipun banyak yang mengira shibori sama dengan jumputan, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu shibori, apa saja perbedaannya dengan jumputan, dan bagaimana cara membuat shibori sendiri di rumah.

Memahami Perbedaan Mendasar antara Shibori dan Jumputan

Sekilas, baik shibori maupun jumputan sama-sama mengandalkan teknik celup ikat untuk menciptakan pola. Keduanya melibatkan proses 'menghalangi' pewarna agar tidak mengenai seluruh permukaan kain, sehingga menghasilkan area yang tidak terwarnai atau memiliki warna yang lebih terang. Namun, asal-usul, filosofi,

Asal dan Sebutan Lokal

  • Shibori adalah teknik pewarnaan kain tradisional yang kaya sejarah dari Jepang. Kata "shibori" sendiri berasal dari kata kerja "shiboru" yang dalam bahasa Jepang berarti "memeras, memelintir, atau menekan". Istilah ini secara langsung merujuk pada tindakan fisik yang dilakukan pada kain untuk membentuk pola sebelum dicelupkan ke dalam pewarna. Teknik ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari seni dan budaya Jepang selama berabad-abad, menghasilkan karya-karya tekstil yang sangat dihargai.

  • Jumputan adalah seni celup ikat asli Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Di berbagai daerah di Nusantara, teknik ini dikenal dengan nama yang bervariasi, menunjukkan kekayaan budaya dan adaptasi lokalnya. Misalnya, di Kalimantan Selatan, teknik ini dikenal sebagai sasirangan; di Palembang, kerap disebut pelangi atau cinde; sementara di beberapa daerah Jawa, teknik yang mirip dikenal sebagai tritik. Setiap nama dan variasi lokal ini membawa ciri khas motif, warna, bahakan fiosifi sendiri.

Variasi Teknik dan Motif

  • Jumputan umumnya mengandalkan teknik yang lebih sederhana dan intuitif. Metode utamanya adalah mengikat atau menjumput (mencubit) kain dengan tangan, menggunakan benda-benda sederhana seperti kelereng, batu, biji-bijian, atau karet gelang dan tali. Polanya cenderung berupa bintik-bintik, lingkaran, atau garis-garis acak yang tersebar. Hasilnya sering kali memiliki keindahan organik dan tak terduga, mencerminkan sentuhan tangan pengrajin.

  • Shibori memiliki beragam teknik yang lebih spesifik, terstruktur, dan seringkali membutuhkan ketelitian yang lebih tinggi. Setiap cara pembuatan shibori ini akan menghasilkan pola yang khas dan berbeda. Beberapa teknik utama shibori meliputi:

    • Itajime Shibori: Teknik ini melibatkan proses melipat kain secara berulang, kemudian menjepitnya dengan dua buah balok kayu, plastik, atau akrilik di kedua sisi lipatan. Hasilnya adalah motif geometris yang rapi, seperti kotak, segitiga, atau garis-garis yang teratur. Ini adalah salah satu teknik yang paling mudah dikenali dan sering dijumpai pada contoh batik shibori.

    • Arashi Shibori: Dikenal juga sebagai "badai" shibori, teknik ini dilakukan dengan melilitkan kain pada sebuah pipa atau batang silinder. Setelah dililitkan, kain diikat erat dengan benang dari atas ke bawah, kemudian ditekan hingga mengerut sebelum dicelup. Pola yang dihasilkan menyerupai garis-garis diagonal yang bergelombang, mirip efek air hujan atau badai.

    • Kanoko Shibori: Teknik ini mirip dengan jumputan, yaitu mengikat kain dengan benang di berbagai titik untuk menghasilkan pola lingkaran atau bercak. Perbedaannya terletak pada kerapian dan pola yang lebih terencana, seringkali menciptakan motif yang lebih padat dan terstruktur.

    • Kumo Shibori: Teknik ini melibatkan proses melipat kain secara detail dan mengikatnya di beberapa titik dengan benang secara spesifik. Nama "kumo" berarti "laba-laba" dalam bahasa Jepang, dan polanya memang sering menyerupai jaring laba-laba atau lingkaran-lingkaran kecil yang tersambung dengan detail yang rumit.

    • Nui Shibori: Teknik menjahit. Kain dijahit dengan jahitan jelujur panjang, lalu benang ditarik kencang untuk mengerutkan kain sebelum dicelup. Polanya sangat beragam tergantung bagaimana jahitan ditempatkan.

jumputan

Panduan Praktis Membuat Batik Shibori di Rumah

Setelah mengetahui perbedaannya, sekarang saatnya mencoba sendiri! Membuat batik shibori itu mudah, bahkan untuk pemula sekalipun. Ikuti langkah-langkah berikut.

Alat dan Bahan yang Harus Disiapkan

Pastikan Anda punya semua bahan ini sebelum memulai:

  1. Kain berwarna putih, disarankan bahan katun karena mudah menyerap warna.

  2. Pewarna kain (bisa menggunakan pewarna bubuk atau Remasol).

  3. Wadah untuk mencelupkan kain (ember atau baskom).

  4. Karet gelang atau tali.

  5. Kelereng, potongan kayu, atau benda lain untuk membuat pola.

  6. Air panas dan garam untuk melarutkan dan mengunci warna.

Langkah-langkah Membuat Shibori untuk Pemula

Berikut adalah cara membuat batik shibori dengan dua teknik paling dasar yang bisa Anda coba.

1. Persiapan Awal

Cuci kain hingga bersih dan pastikan sudah kering. Kain yang bersih akan membuat warna menempel lebih sempurna.

2. Tentukan Pola dengan Teknik Celup Ikat

  • Teknik Kanoko (Mengikat): Letakkan kelereng atau benda kecil lain di beberapa titik pada kain. Ikat kencang dengan karet gelang. Semakin kencang ikatannya, semakin jelas area putih yang akan muncul.
  • Teknik Itajime (Menjepit): Lipat kain berulang kali, baik dalam bentuk kotak atau segitiga. Setelah dilipat, jepit kain dengan dua potong kayu atau akrilik di kedua sisinya dan ikat kencang.

3. Proses Pewarnaan Kain

Larutkan pewarna dengan air panas sesuai petunjuk, lalu tambahkan garam agar warnanya tidak mudah luntur.Celupkan kain yang sudah diikat atau dijepit ke dalam larutan pewarna. Biarkan terendam setidaknya 30 menit atau lebih lama untuk warna yang lebih pekat.


4. Pembilasan dan Pengeringan

  • Angkat kain, lalu bilas dengan air bersih hingga sisa pewarna hilang.

  • Lepaskan semua ikatan dan jepitan. Anda akan langsung melihat pola unik yang terbentuk dari contoh batik shibori yang Anda buat.

  • Jemur kain di tempat yang tidak terpapar matahari langsung agar warnanya tetap cerah. Setelah kering, karya Anda siap dipakai!

shibori


Berbagai Contoh Motif Shibori yang Bisa Jadi Inspirasi

Untuk menambah ide, coba perhatikan beberapa contoh motif shibori yang populer:

  • Pola Lingkaran Acak: Ini adalah motif yang paling umum dan mudah dibuat menggunakan teknik ikatan kelereng.

  • Pola Garis Bergelombang: Dibuat dengan teknik Arashi. Garis-garis diagonal ini memberikan kesan dinamis dan elegan.

  • Pola Kotak atau Geometris: Hasil dari teknik Itajime, cocok untuk Anda yang menyukai motif yang rapi dan terstruktur.